[Update] Pengamat Yakin Duet Prabowo-Gibran Berdampak Negatif pada Citra Jokowi, Singgung Pertemuan JK dan Puan Maharani
Ketix.id – JAKARTA – Wacana kemungkinan duet capres antara Ketua Umum Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, dengan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, dianggap akan menimbulkan citra negatif bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, menyatakan bahwa opsi tersebut mungkin akan menyebabkan reaksi negatif di kalangan masyarakat terhadap Jokowi dan Gibran.
“(Duet Prabowo-Gibran) memang akan mengundang narasi negatif di kalangan publik. Banyak yang akan menilai negatif terhadap Gibran dan Presiden Jokowi. Mengapa Jokowi memasangkan Gibran sebagai cawapres?” kata Ujang, mengutip pernyataannya dari Republika.co.id pada Kamis (12/10/2023).
Menurut Ujang, Jokowi seharusnya menghindari kondisi tersebut agar tidak dicap melanggengkan dinasti politik. Dia juga mengungkap kekhawatirannya apabila Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa syarat usia cawapres dapat berusia 35 tahun. Uji materi UU Pemilu terkait batas usia capres-cawapres bisa dianggap hanya untuk memuluskan jalannya Gibran sebagai cawapres, dan ini bisa menimbulkan pertanyaan dari masyarakat mengenai keberpihakan MK.
“Ada tuduhan dari publik kepada MK bahwa bukan the guardian of the constitution, tapi guardian keluarga Jokowi,” tegasnya.
Oleh karena itu, Ujang berharap agar Jokowi menghindari situasi tersebut. Menurutnya, Gibran sebaiknya tidak diikutsertakan sebagai cawapres yang mendampingi Prabowo untuk menghindari kontroversi yang mungkin timbul.
Namun, tidak hanya itu, pernyataan Ujang juga menimbulkan keprihatinan mengenai kemungkinan terjadinya konflik politik internal. Dosen Ilmu Politik dan Studi Internasional Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, menilai pencalonan Gibran sebagai cawapres bisa menciptakan situasi yang disebutnya sebagai “perang bubat” antara kubu Prabowo dengan PDIP.
Menurutnya, hal ini bisa membuat PDIP merasa diabaikan oleh keluarga Jokowi dan berpotensi menyebabkan konflik internal di partai tersebut.
“Jika Gibran menjadi cawapres Prabowo, besar kemungkinan PDIP akan melakukan evaluasi total terhadap status relasi dan keanggotaan Gibran, Boby, dan juga Jokowi sendiri di PDIP,” ungkap Umam.
Pencalonan Gibran juga tampaknya menjadi sorotan dan antisipasi oleh rival politik Jokowi. Mereka menunggu dengan cermat setiap langkah yang diambil oleh keluarga Jokowi, dan pencalonan Gibran dalam duet capres ini dianggap sebagai suatu momen yang sangat dinanti oleh para lawan politik Jokowi.
Sementara wacana tentang kemungkinan pasangan Prabowo-Gibran masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan politisi dan masyarakat, dampak politik dan citra yang mungkin muncul akibat dari opsi ini tampaknya masih akan terus menjadi sorotan dan perdebatan dalam beberapa waktu ke depan.